Tetap Sehat di Usia Tua, Sepeda Gunung Sang Petani

Sebagai seorang petani, Mbah Min ke mana-mana naik sepeda kumbang. Sekarang hal itu tinggal kenangan. Dia sekarang ke mana-mana naik sepeda gunung. Sepeda gunung sang petani.


Mbah Min adalah seorang petani tradisional. Kelahiran tahun 1946, setahun setelah kemerdekaan. Di usianya yang kepala 7 dia masih sehat kuat. Menggarap sawah dan ke mana-mana naik sepeda. Saya ketemu dia ketika dia sedang mencari bibit cabe rawit. Naik sepeda gunung!

Njenengan sepedane gaul, Mbah,”1Anda sepedanya gaul, Mbah sapa saya mendulang kabar.

Kulo waune nggih ngangge pit onta, ning pit ontane disir putu kulo, njuk ditinggali pit niki,” 2Dulu saya pakai sepeda kumbang, tapi sepeda kumbang saya ditaksir cucu, terus saya ditinggali sepeda ini

Begitulah Mbah Min mulai menceritakan sepeda gunung yang dipakainya sambil klepas-klepus menghisap rokok kretek. Sepeda gunung milik cucunya yang ditinggalkan padanya. Sebagai pengganti sepeda kumbangnya yang diminta cucunya.

Sepeda kumbang
Di tangan anak muda sepeda kumbang sekarang beredar di tempat-tempat wisata

Cerita Sepeda Kumbang

Sepeda kumbang miliknya merk Phoenix. Jaman dulu kala dia beli bekas seharga 40 ribu. Tahun 87, katanya. Setelah meletusnya peristiwa PKI (1965). Waktu itu dia masih bujang. Mungkin maksudnya tahun 1967. Uang segitu pada waktu itu sudah bisa untuk membeli seekor sapi. Waktu itu harga sepedanya termasuk mahal. Dia beli dari uang yang dia kumpulkan. Hasil kerja serabutan.

Sepeda kumbang miliknya itu jenis ‘wedok‘ atau feminim. Bagi Mbah Min lebih enak naik sepeda kumbang dari pada naik sepeda gunung pemberian cucunya itu. Sepeda gunung itu bagi dia terlalu ringan dikayuh. Sedelnya pun juga terlalu rendah. Tidak seperti sepeda gunung yang manteb kayuhan dan posisi duduknya.

Ning ajeng pripun malih, lha disir putune. Gek sakniki ngangge dicet barang...,”3Tapi mau gimana lagi, sepeda kumbangnya disukai cucunya. Sekarang sepeda kumbangnya itu sudah dicat segalacerita Mbah Min merelakan sepeda kumbangnya. Sekarang dia sehari-hari naik sepeda gunung.

Tetap Sehat di Usia Tua

Begitulah Mbah Min bercerita. Tetap sehat di usia tua. Dia masih menggarap sawah dan ke mana-mana naik sepeda. Ketika sepeda kumbangnya diminta cucunya, sepeda gunung pun tak apa. Kekurang nyamanan baginya dalam bersepeda tidaklah mengapa. Sepeda gunung sang petani, demi cintanya pada sang cucu, dia mengalah.

Sepeda Gunung petani
Bersepeda bagai kereta api, asap mengepul di udara

Sik nggih, Mas, kulo tak nglajengaken lampah..,” 4Sudah ya, Mas, saya mau melanjutkan perjalanan pamit Mbah Min. Bergegas dia menaiki sepeda gunungnya. Dengan penuh senyum mengayuh sepeda gunung dan rokok kretek mengepul di antara dua jarinya.

(/na)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *