Makam Wali Nyatoq. Nyatoq itu dalam bahasa Sasak artinya nyata. Nyata benar bahwa syekh guru itu dulu menghilang di sini. Pesan terakhir pada muridnya sebelum hilang, kalau mau mencari harus hari rabu. Jadilah Makam ini hanya dibuka hari rabu.
Pertama kali datang ke makam ini Jelajah Wisata datang pada sembarang hari. Tentu saja kami kecele. Kompleks makam yang luas itu terlihat sepi dan tutup. Banyak berjajar lapak pedagang dari tempat parkir sampai pintu gerbang makam. Semuanya kosong. Lapak-lapak bambu yang kosong ditinggal pemiliknya itu mengisyaratkan bahwa pada hari tertentu makam ini pasti ramai. Sampai menyerupai pasar.
Berziarah di Hari Rabu
Informasi dari masyarakat makam itu hanya dibuka setiap hari rabu. Konon begitulah pesan terakhir Syeikh Sayyid Abdurrahman, nama asli sang wali, sebelum dia menghilang. Di atas bukit yang sekarang menjadi makamnya itu sebelum menghilang dia berpesan pada muridnya, kalau mau mencarinya harus hari rabu. Setelah meninggalkan pesan itu sang wali tiba-tiba hilang. Peristiwa menghilangnya sang wali itu begitu nyata. Nyatoq. Sehingga begitulah makam dan bukit itu diberi nama. Makam Nyatoq di Bukit Nyatoq, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah.
Dipercaya oleh masyarakat sekitar bahwa Wali Nyatoq itulah yang dulu menyebarkan agama Islam di Lombok, yang kemudian dikenal dengan Islam Wektu Telu. Islam Tiga Waktu. Dia pulalah yang dulu membangun masjid kuno Rambitan.
Pada hari rabu akan banyak peziarah yang datang ke Makam Wali Nyatoq. Di antara para peziarah itu ada yang datang sekedar untuk berziarah dan ada pula yang datang ingin memohonkan permintaan. Supaya keinginannya menjadi ‘nyatoq‘. Setiap peziarah yang memanjatkan keinginannya akan menaruh uang di atas makam sang wali. Besarnya sedekah untuk sang wali ini bervariasi, tergantung pada keikhlasan dan keyakinan doa mereka.
Lingkungan Makam yang Sejuk
Kompleks Makam Nyatoq ini cukup luas dan masih banyak pepohonan. Bangunan dalam kompleks makam ini masih mempertahankan bangunan asli. Pagar-pagar dan gapura terbuat dari kayu. Sedangkan lantai di sekitar makam terbuat dari batu. Hanya pagar luar kompleks makam yang sudah terbuat dari tembok batu.
Di dalam kompleks makam tersebut ada dua buah brugak atau gazebo. Masing-masing brugak bini dan brugak laki. Brugak bini diperuntukkan bagi perempuan beristirahat, sedang brugak laki diperuntukkan bagi laki-laki.
Para peziarah yang datang dari jauh biasanya beristirahat di brugak itu setelah selesai memanjatkan doa. Mereka sekedar duduk beristirahat, menunggu anggota rombongannya yang belum selesai memanjatkan doa, atau mendengarkan cerita dari penjaga makam.
(/na)
Obyek wisata halal di Lombok:
Masjid Raya Hubbul Wathan
Masjid Kuno Rambitan
Masjid Kuno Gunung Pujut