Roti Bakar Gabusan – Petualangan Kuliner

Roti bakar Gabusan seperti roti bakar pada umumnya adalah kuliner pelarian. Menu ini menjadi pilihan kita ketika kita sedang tidak berselera makan, sedangkan kita tidak ingin kelaparan dalam beberapa saat ke depan. Dia bisa diberlakukan sebagai camilan sekaligus menghilangkan rasa lapar. Menjadi kuliner untuk sekedar membatalkan kelaparan.

Karakteristik yang unik itu cocok untuk menemani kita yang sedang ingin menikmati suasana, tanpa diganggu oleh rasa lapar. Menu ini memang kurang cocok bagi kita yang sedang ingin memanjakan lidah. Wisata kuliner.

Petualangan Lidah dengan Roti Bakar Gabusan

Ada bermacam variasi roti bakar yang bisa kita jumpai di atas piring. Pada kebanyakan jenis roti bakar itu, mentega mendominasi rasanya. Variasi rasa biasanya dibuat dengan menambahkan parutan keju, coklat, pisang maupun bermacam selai. Selai kacang, strawberry, blueberry, nanas, atau yang lainnya.

Sayangnya, untuk kuliner bernama roti bakar ini, beragam variasi rasa yang ada tersebut tidak membedakan namanya. Bagaimanapun komposisi dan rasa roti bakar itu, si penjual hanya akan memamai “roti bakar” di daftar menunya. Jadi memilih menu “roti bakar” itu seperti membeli lotre. Tidak ada ketentuan yang baku tentang rasa roti bakar ini.

Roti bakar Gabusan ini unik. Bisa kita jumpai di Taman Gabusan  Bantul, Yogya. Alih-alih seperti biasanya rasa roti bakar yang ketika digigit memancarkan gurihnya rasa mentega dibalut manisnya selai ataupun keju, roti bakar Gabusan ini berbeda. Ketika merasakannya pada gigitan pertama saya tertawa sendiri. Rasanya lucu, seperti menemukan pengalaman baru. Berpetualang kuliner.

Ketika disajikan roti bakar ini sekilas tampak seperti roti bakar pada umumnya, dengan parutan keju di atasnya. Ciri khas bisa kita rasakan ketika kita menggigitnya. Dominan rasa yang kita rasakan adalah rasa susu coklat kental manis.

Sensasi rasa itu menjadi petualangan karena menghadirkan bermacam bayangan dan kenangan. Terbayang dalam pikiran saya bagaimana seorang chef yang membuat roti bakar ini. Bayangan tentang seorang chef yang sedang membuat roti bakar tanpa mengoles-oleskan mentega tiba-tiba saja membuat saya tergelak. Itu benar-benar lucu. Sementara itu kenangan masa kecil ketika sering membuat roti tawar yang dituangi susu coklat kental manis ikut hadir. Masa-masa ketika dunia masih lucu dan ceria ikut mewarnai gelak tawa saya menikmati roti bakar Gabusan ini.

Petualangan yang Tanpa Sengaja Menghadirkan Kenangan

Sebenarnya anak saya yang pesan roti bakar ini. Kalau bukan karena harus di situ menunggu acara anak TK selesai, mungkin kami tidak akan jajan di kantin itu. Proses pembeliannya berbelit-belit dan antrian di kasirnya panjang. Roti bakar ini mampu menggembirakan anak saya dalam menunggu. Entah apa dalam imajinasinya tentang roti bakar itu. Hal seperti ini menjadikan roti bakar adalah kuliner pelarian.

Kegembiraan anak ketika menghadapi roti bakar

Imajinasi yang sama hadir dalam kenangan saya ketika saya cicip rasanya. Kalau bukan karena keinginan anak saya, mungkin saya tidak akan menemukan petualangan unik ini.

(/na)

Baca juga:

Tradisi “salam tempel” dari perbatasan Yogya – Jateng.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *