Binondo Church, Wisata ke Manila, Philippines

Sejarah Gereja

Binondo Church adalah Gereja Kristen tertua di Manila. Dibangun pertama kali tahun 1596 oleh seorang Pendeta Dominican untuk melayani program perpindahan agama orang-orang Cina di Manila menjadi Kristen. Program perpindahan agama ini pada awalnya dikeluarkan oleh pemerintahan kolonialis Spanyol karena pertumbuhan populasi orang-orang Cina di Manila. Orang-orang Cina itu semula didatangkan untuk mengembangkan perdagangan di Manila. Konversi orang-orang Cina menjadi Kristen ini dulu gagal karena permasalahan bahasa. Para missionaris Spanyol kesulitan mempelajari bahasa Cina sehingga program ini sempat ditutup.

Bangunan asli Binondo Church ini telah berulang kali rusak karena beberapa kali gempa bumi dan perang. Kerusakan pertama terjadi 7 tahun setelah dibangun karena revolusi Cina tahun 1603 dan tahun 1614. Pada tahun 1762 bangunan asli Binondo Church ini hancur oleh bombardir tentara Inggris ketika mereka menyerang Spanyol di Manila.  Pada tahun 1852 gereja ini dibangun lagi dengan keistimewaan menara lonceng segi delapan sebagai ciri budaya Cina yang menjadi anggota jamaahnya. Pada tahun 1863 gereja ini rusak lagi karena gempa bumi. Tahun 1872 gereja ini terbakar pada saat invasi Inggris ke Manila. Setelah pendudukan Inggris gereja ini segera dibangun kembali dengan mengembalikan desain abad 18-nya, sebagaimana bisa kita lihat sekarang.

Bombardir Amerika pada 22 Sept 1944 merubah gereja ini menjadi setumpuk batu bata dan menara bell yang terbakar. Setelah perang dunia II gereja ini sempat beroperasi tanpa atap sampai tahun 1950-an. Renovasi terakhir dilakukan antara tahun 1946 – 1971.

Kemegahan di dalam Gereja

Binondo church, Manila, Philippines

Ketika kita memasuki Binondo Church ini kita akan menjumpai kemegahan yang seolah-olah diberikan pada siapapun yang berada dalam naungan gereja.

Binondo church, Manila, Philippines

Bangunan ini terletak di Kampung Binondo yang bersebelahan dengan Chinatown, Manila. Pada masa dulu bangunan ini merupakan bangunan termegah di Manila. Sekarang ruang-ruang yang memberikan sudut pandang kemegahannya telah ditelan oleh riuh dan semrawutnya perkembangan kota. Bermacam bangunan dan instalasi, besar, kecil, permanent, darurat telah melilit kemegahannya. Tidak ada lagi sudut untuk melihat kemegahan gereja ini dari luar.

Meskipun dulu daerah ini menjadi pusat pendudukan Spanyol—karena di daerah ini juga terletak Benteng Intramuros, sekarang Binondo bukan lagi menjadi kawasan elit di Manila. Kemegahan Binondo yang dulu telah dipindah ke daerah Makati City yang baru, modern, megah dan tertata.

Kontras dengan Lingkungan Sekitar

“Yang di luar terlilit kabel-kabel kehidupan”

Binondo church, Manila, Philippines

Lain nasib daerahnya, lain pula nasib gerejanya. Lain di dalam, lain di luar. Bagian dalam gereja yang megah dan tertata rapi dan bagian luar yang terlilit kabel-kabel kehidupan seolah menjadi pembeda antara ‘jalan yang benar’ dengan kehidupan duniawi kota Manila yang timpang-tindih antara modernitas dengan kemiskinannya.

Begitulah peradaban modern ini dibangun. Yang sedang di dalam tidak melihat ke luar. Di dalam orang sibuk beragama dan yang di luar orang sibuk mencari hidup. Keduanya berjalan sendiri-sendiri tanpa saling peduli.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *