Labuh Hatiku di Pantai Arafura

Pantai Arafura terletak di ujung paling timur Indonesia, Merauke. Sebagai sebuah pantai dia tidaklah istimewa. Meskipun begitu kesempatan menjejakkan kaki ke sana adalah sesuatu yang emosional. Mau tidak mau, karena Pantai Arafura adalah tanah bersejarah.

Adalah “Pertempuran Laut Aru” yang terjadi pada 15 Januari 1962 antara Indonesia melawan Belanda yang berakhir dengan tenggelamya KRI Matjan Tutul yang dipimpin oleh Komodor Yos Sudarso. Peristiwa tersebut menjadi sejarah kegagalan TNI mendarat di Papua melalui Laut Arafura.

Meskipun Angkatan Laut Indonesia mengalami kekalahan dalam pertempuran yang tidak berimbang itu tetapi usaha pendaratan di Pantai Arafura itu menjadi salah satu sejarah paling bergelora dalam sejarah Indonesia.

Keberanian Komodor Yos Sudarso memimpin KRI Matjan Tutul sendirian menghadang Angkatan Laut Belanda lah yang menjadi sebabnya. Keputusan itu diambil supaya KRI Matjan Kumbang dan KRI Harimau bisa berbalik arah dan menyelamatkan diri dari pertempuran yang tidak berimbang tersebut.

Gelora itulah yang saya rasakan ketika menjejakkan kaki di Pantai Arafura. Gelora itu pula yang menjelma menjadi puisi.

Labuh Hatiku di Pantai Arafura

oleh Nanda Wirabaskara

Langit tidak biru
Begitu juga hatiku
Laut tidak biru
Begitu juga hatiku

Tertiup angin
Terhanyut sungai
Menjejak langkahku
Merapat di tanah sejarah

Labuh hatiku di pantai Arafura

~matara 27 mei ’13~


Koleksi Puisi:
Simfoni Kelapa Lima

 

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *