Tanimbar Kei – Pulau Dewa yang Tersembunyi

Kalau bukan karena tempatnya yang sulit dikunjungi tentu pulau ini sudah menjadi maskot pariwisata di Indonesia. Pantai-pantai dengan pasir putih, air laut yang bening, terumbu karang, kampung adat, penduduk yang ramah, dan pura kecil di puncak pulau membuatnya lebih dari memenuhi syarat untuk menjadi “pulau dewa”.


Pulau kecil ini adalah salah satu pulau terluar Indonesia. Terletak di bagian paling selatan provinsi Maluku, Kabupaten Maluku Tenggara, Kecamatan Kei Kecil. Ketika perburuan ikan hiu masih ramai banyak nelayan dari Tanimbar Kei ini yang ditangkap polisi perbatasan laut Australia karena melanggar batas.

Menjadi pulau terluar wilayah selatan membuat pulau ini memiliki pantai yang unik. Di sebelah selatan pulau anda bisa menjumpai pantai dengan ombak yang bergelora. Deburan ombak yang dikirim dari Samudera Indonesia. Di sebelah utara pulau anda akan bisa nikmati pantai yang (sering kali) tenang. Memang kadang-kadang ada waktunya ombak menggulung tinggi di sini.

Ketika laut tenang tempat ini akan menjadi surga bagi para penggemar pantai. Saya yang sebelumnya tidak pernah membayangkan berenang di laut karena takut arus dengan begitu saja berani menyelam. Berbaur dengan anak-anak di sana saya berenang dengan penuh kekaguman. Seperti berenang di dalam aquarium yang tidak berbatas.

Berenang di laut
Seperti berenang di dalam aquarium yang tidak berbatas

Tempat untuk Berenang

Pantai Mun adalah pantai yang mudah terjangkau dari Kampung Mun atau Kampung Muslim. Anda bisa mencapai tempat yang cukup dalam tidak jauh dari garis pantai. Sayangnya karena Pantai ini adalah dermaga yang sangat aktif, tidak ada terumbu karang di sini, kecuali kalau anda berani agak ke tengah.

Tanimbar Kei pulau dewa yang tersembunyi
Anak-anak melompat ke laut menyongsong matahari

Meskipun tidak ada terumbu karang di pantai ini tetapi pantai ini sangat cocok bagi anda yang belum pernah berenang di laut. Berbaur dengan anak-anak Kampung Mun anda tidak akan takut untuk berenang. Bahkan jika anda tidak terlalu jago berenang. Rombongan ikan kecil-kecil, meski bukan jenis yang berwarna-warni kadang-kadang akan lewat di depan anda.

Pantai yang sangat indah untuk berenang adalah Pantai Tanjung. Letaknya di ujung barat pulau, di bawah mercusuar. Pantai ini agak jauh dari pemukiman jadi untuk ke sini kita harus naik perahu. Ini bukan masalah serius karena anda bahkan bisa minta tolong anak SD untuk mengantar ke sini.

Tanimbar Kei pulau dewa yang tersembunyi
Air laut yang bening membuat kita mudah mengetahui kedalaman laut

Di pantai ini terumbu karang masih bagus sehingga anda bisa menyelam sambil menikmati pemandangan bawah laut. Tidak perlu jauh-jauh dari pantai dan tidak terlalu dalam. Anda masih bisa berdiri jika capek menyelam. Pantai ini adalah surga bagi penyelam pemula. Kadang-kadang ada rombongan ikan besar yang mendekat.

Tinggal di Kampung Bersama Warga yang Ramah.

Di pulau ini ada tiga kampung. Kampung Atas dan Kampung Bawah tergabung dalam Kampung Besar. Terpisah di sebelah timur ada Kampung Mun atau Kampung Muslim. Disebut Kampung Muslim karena dihuni oleh warga yang beragama Islam. Ada Masjid di kampung ini. Transportasi antara Kampung Besar dengan Kampung Mun dihubungkan lewat laut. Naik perahu.

Kalau anda sudah sampai di sini, tidak cukup 2 – 3 hari anda tinggal di sini. Rugi! Anda harus merasakan menginap di Kampung Besar dan di Kampung Mun. Anda bisa menginap di rumah warga dan meminta mereka memasak untuk rombongan anda. Mereka sudah terbiasa. Tempatnya memang jauh dari mewah. Kemewahan yang bisa anda dapatkan adalah kemewahan alamnya!

Kampung Besar 

Di kampung besar adatnya masih kuat. Kampung Atas bahkan adalah kampung adat di mana keturunan orang-orang pertama tinggal. Mereka beragama Hindu dan menjadi pemangku adat masyarakat Tanimbar Kei.

Rumah-rumah panggung di kampung adat

Di kampung adat ini tidak boleh sembarangan membuat rumah. Jumlah rumah di kampung adat ini tidak pernah berubah sejak dulu. Begitulah aturannya. Setiap rumah di kampung adat ini bahkan ada namanya, meskipun banyak yang sudah lupa namanya.

Kalau anda menginap di Kampung Besar, kadang-kadang ada pemuda-pemuda yang mabuk dan teriak-teriak di tengah malam. Suara mereka mungkin sedikit mengganggu dan intimidatif tetapi anda tenang saja. Mereka tidak berbahaya. Tongkrongan pemabuk itu bahkan bisa dibubarkan oleh istri atau ibu mereka kalau mereka masih teriak-teriak sampai lewat tengah malam. Para pemabuk itu akan berlarian kocar-kacir. Kekuatan emak-emak memang luar biasa, hahaha….

Kampung Mun

Tinggal di Kampung Mun sedikit terasa berbeda dengan tinggal di Kampung Besar. Orang-orang di kampung ini terasa lebih giat dalam bekerja. Mereka mencari ikan atau mengumpulkan kelapa.

Pulau dewa
Mengupas kelapa untuk industri biskuit kelapa

Tinggal di kampung ini akan lebih terasa suasana kampung nelayannya dari lauk ikan yang sering dihidangkan. Suatu malam bahkan ada yang mengajak kami untuk membakar ikan. Dua orang pemuda kakak beradik baru pulang dari laut. Mereka membawa banyak ikan tengiri. Ketika kami meminta untuk disisihkan beberapa ekor untuk lauk besok pagi mereka menolaknya. Ikan-ikan yang kami bakar malam itu harus dihabiskan malam itu juga. Kalau butuh ikan untuk besok, ya besok nyari lagi!

Ternyata hal itu memang tradisi masyarakat nelayan di Maluku pada umumnya. Pada prinsipnya mereka adalah orang-orang yang berlimpah ikan. Jadi kalau pesta harus makan ikan sampai puas as as as…

Tinggal di Tanimbar Kei, Berasa Menjadi Dewa

Keindahan alam yang bisa kita nikmati di Tanimbar Kei adalah sebuah kemewahan yang tiada tara. Kita tidak hanya bisa menikmatinya, tetapi kita juga bisa menceburkan diri dalam keindahan itu.

Pulau dewa
Lebur dalam keindahan alam

Kalaulah dewa-dewa bisa turun ke bumi, tentu di sinilah mereka akan tinggal. Sebanyak hari kita tinggal di Tanimbar Kei, sebanyak hari itu pula kita merasa seperti dewa. Melebur dalam keindahan alam pulau dewa.

Untuk melihat keindahan pulau Tanimbar Kei dan lautan yang sebening kristal, klik tautan di bawah.

(/na)


Bagaimana perjalanan ke sini bisa di baca di cerita tentang “Ngurta Vur” dan cerita tentang “Pura Vuar Masbaat

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.