Adalah Jaka Tingkir yang ingin mengabdi ke kerajaan Demak. Puncak pengabdian kepada kerajaan tentulah menjadi raja. Sementara Maskarebet, pemuda dari Tingkir itu kelihaiannya cuman satu, yaitu melepas kebo danu ke kraton. Hanya itulah taktik Jaka Tingkir.
Begitulah lakon di negri kita kali ini.
Maskarebet adalah seorang pemuda dari Desa Tingkir. Secara, dia bukanlah orang sembarangan. Dia adalah putra Ki Ageng Pengging yang sejak kecil diasuh oleh Nyai Ageng Tingkir, istri mendiang Ki Ageng Tingkir. Karena itulah dia kemudian diberi alias “Jaka Tingkir”.Â
Sejak kecil Maskarebet gemar berlatih ilmu kesaktian. Tidak main-main, guru pertamanya adalah salah seorang anggota Wali Sanga. Sunan Kalijaga. Setelah itu dia berguru pada Ki Ageng Séla, seperguruan dengan Ki Juru Martani, Ki Ageng Pemanahan, dan Ki Panjawi. Tiga ksatria besar di tanah Jawa. Lepas dari Ki Ageng Séla Maskarebet berguru pada Ki Kebo Kanigara.Â
Taktik Jaka Tingkir
Ketika kecil ayah Jaka Tingkir, Kebo Kenanga yang menjadi Ki Ageng di Pengging dihukum mati oleh kerajaan Demak karena tuduhan makar. Kenyataan itu tidak menggoyahkan niatnya untuk mengabdi pada Kerajaan Demak. Selesai berguru, Jaka Tingkir berangkat ke Demak. Puncak pengabdian kepada kerajaan tentulah menjadi raja. Sementara Maskarebet, pemuda dari Tingkir itu kelihaiannya cuman satu, yaitu melepas kebo danu ke kraton. Kebo danu adalah kerbau yang sudah dimantrai sehingga menjadi liar dan mengamuk tak terkendali.Â
Di situlah kelemahan Sultan Trenggana! Sang raja Kerajaan Demak. Dia tidak mau lagi membuat sayembara untuk mengatasi kekacauan kerbau itu. Ketidak mauannya itu karena dia tidak mau terpancing permainan Jaka Tingkir yang hanya akan membuat Jaka Tingkir menjadi pahlawan. Wong dia dalang kekacauan kok dijadikan pahlawan, thik syiut… Jangan sampai…
Sayangnya setelah sekian kali berulang, Sultan Trenggana masih tidak mampu mengatasi kekacauan kerbau itu! Sementara, strategi Sultan Trenggana adalah mengangkat Fatahillah, seorang penggembala kerbau kawakan, menjadi patihnya. Sebagai penggembala kerbau kawakan Fatahillah dibaca akan mampu mengendalikan kebo danu. Sang kerbau gila. Sementara ini strategi yang direncanakan brilian itu belum menunjukkan tanda-tanda keberhasilan.
Apakah sejarah akan berulang, bahwa Jaka Tingkir akhirnya menjadi raja? Akankah kerusuhan kerbau akan terus berulang dan intrik pembunuhan masih akan berlantun di seputar Jaka Tingkir sampai Jaka Tingkir menjadi raja?
Semoga yang terbaik yang terjadi.
(/na)
Parodi legenda: Nawangwulan